Banyak
anak muda sekarang gak begitu suka kalau diajak ngobrol tentang
politik, katanya sih politik itu kejamlah, politik itu gak gaul lah
dibandingkan dengan smash si band boy, politik itu sering membuat orang
cepat tua karena selalu mikir trik – trik jitu untuk menjatuhkan lawan
atau sekedar bertahan dari serangan lawan. Dan lagi katanya, ngobrol
tentang politik sangat menjemukan. Gak tau pendapat kalian bagaimana
pula.
Kalau
saya pribadi sih memang tidak bernafsu sekali untuk bicara tentang
politik, mungkin alasan yang saya ajukan sama dengan alasan yang diatas
sebab politik itu banyak likunya dan banyak pecahannya sehingga membuat
kepala pening, mual – mual dan masuk angin karena sewaktu ngebahas
politik itu sering lupa waktu dan sering lupa pakai kain sarung.
Sering
saya melihat dan mendengar bagaimana semangatnya mereka yang sedang
berpolitik ria di kantor dewan rakyat juga di warung kopi disekitar
tempat tinggal saya. Mereka
adu suara dan adu argumentasi dengan penuh keyakinan hingga akibat saling beradu tadi tak jarang pula mereka lalu adu jotos sehingga membuat peserta lain menjadi panik dan saling mencela. Itukah hasil dari beradu politik? Bisa dikatakan begitulah hasilnya, namun ada yang lebih mengerikan lagi akibat dari pertikaian politik itu yakni perseteruan berskala besar dan melibatkan banyak orang sehingga tak jarang pula kita dengar dimedia massa bahwa ada jatuh korban jiwa dan ada yang terluka ringan dan berat. Hufft... Tidak salah kalau Bang Iwan Fals sempat bertanya pada bait syairnya “ Apakah selamanya politik itu kejam, apakah selamanya dia datang tuk menghantam, ataukah memang itu yang sudah digariskan, bla...bla...bla..."
adu suara dan adu argumentasi dengan penuh keyakinan hingga akibat saling beradu tadi tak jarang pula mereka lalu adu jotos sehingga membuat peserta lain menjadi panik dan saling mencela. Itukah hasil dari beradu politik? Bisa dikatakan begitulah hasilnya, namun ada yang lebih mengerikan lagi akibat dari pertikaian politik itu yakni perseteruan berskala besar dan melibatkan banyak orang sehingga tak jarang pula kita dengar dimedia massa bahwa ada jatuh korban jiwa dan ada yang terluka ringan dan berat. Hufft... Tidak salah kalau Bang Iwan Fals sempat bertanya pada bait syairnya “ Apakah selamanya politik itu kejam, apakah selamanya dia datang tuk menghantam, ataukah memang itu yang sudah digariskan, bla...bla...bla..."
Boleh
– boleh saja kita tidak menyukai politik, akan tetapi semua proses
dalam kehidupan ini didasari oleh politik yang tidak kita sadari.
Langkah politik yang sering kita lakukan dalam kehidupan sehari – hari
itu lebih tepatnya disebut dengan akal dan tipu muslihat. Itulah yang
sering kita gunakan selama kita hidup guna mempertahan diri, keluarga
dan juga lingkungan dari gangguan. Orang yang banyak akalnya tentu juga
mempergunakan tipu muslihat sebagai umpan atau solusi agar selamat dalam
menjalani kerasnya hidup apalagi jika hidup dikota besar yang disesaki
oleh banyak penjambret, tukang peras, perampok dan sejenisnya. Itulah
sebuah politik untuk bertahan hidup, untuk menyelamatkan diri juga
sebagai modal mengarungi kehidupan diantara orang banyak. Dalam
melakukan aktivitas blogging juga kita sering memepergunakan politik
seperti bagaimana cara menaikkan traffick pengunjung dengan cepat,
bagaimana menaikkan rangking Alexa dan sebagainya.
Lain
halnya dengan jalan politik diparpol atau di negara, karena statusnya
sudah mewakili sesuatu maka gaungnya pun sudah beda dengan apa yang kita
lakukan dalam mempertahankan hidup ( biasanya gaungnya sampai ke
pelosok dan lembah - lembah lho...). Langkah politik yang dilakukan oleh
parpol dan negara lebih bersifat kelompok dimana setiap anggotanya
berkepentingan untuk saling menjaga anggotanya yang lain karena akan
mempengaruhi nama parpol yang menaunginya sehingga tidak heran jika
dimedia massa kita lihat si A sudah jelas salah, namun kawannya si B
berusaha untuk menyamarkan kesalahan itu dengan kalimat yang
mendangkalkan tuduhan terhadap si A sehingga nama parpol tetap terjaga
dengan baik. Pokoknya banyak cara yang dilakukan oleh anggota parpol
untuk menyelamatkan pamor parpolnya dimata masyarakat entah itu dengan
cara wajar, tidak wajar atau bahkan secara abnormal. Kejadian – kejadian
seperti inilah yang memungkinkan kita merasa jemu dan tidak respek
terhadap sesuatu yang barbau politik, karena kita sudah mampu menilai
bahwa dengan langkah politik si B telah mengingkari arti sebuah
kebenaran.
Semua
terserah pada kita menilai politik itu seperti apa, perlu atau tidak
kita mempelajarinya dan menjadikan politik itu sebagai senjata, atau
mengucapkan see u any way pada politik. Karena kita sudah cerdas
dalam memberi penilaian sesuai dengan mata hati yang kita miliki.
Apabila dikemudian hari bola politik itu berada digenggaman kita,
hendaklah berlaku bijaksana dan tetap menjalankannya secara sehat demi
terwujutnya ketentraman dalam bermasyarakat. Semoga....!!
Bagaimanakah politik itu dalam pandangan sahabat...??
0 komentar:
Posting Komentar